Minggu, 30 Desember 2007

TENTANG MANGGARAI TIMUR

ROMAN N LENDONG: Forum Masyarakat Manggarai Timur Jakarta Dukung Penuh Pemekaran

Jakarta, NTT Online - Forum Masyarakat Manggarai Timur Jakarta (FORMATTA) mendukung sepenuhnya realisasi pemekaran Manggarai Timur sebagai sebuah kabupaten. Namun, hal yang paling penting dari pembentukan kabupaten baru itu adalah sasaran dan tujuan yang hendak dicapai bagi kehidupan masyarakat Manggarai Timur sendiri. Sasaran dan tujuan tersebut harus dirumuskan dalam visi dan misi serta pendekatan strategis bagi pelaksanannya. Hal ini ditegaskan oleh Sekretaris Jendral (Sekjen) FORMATTA Roman N Lendong dalam wawancara khusus dengan NTT Online di Jakarta.

“Seluruh masyarakat Manggarai Timur, termasuk warga Manggarai Timur di Jakarta, ingin sekali Manggarai Timur menjadi kabupaten sendiri. Tapi, satu hal yang akan menjadi potensi konflik adalah masalah penetapan ibukota kabupaten,” tuturnya.

Roman mengatakan bahwa konflik dalam proses pemekaran di Manggarai Timur dapat dieliminir atau dihindari jika tidak ada pihak atau kelompok masyarakat yang menilai ibu kota kabupaten adalah hal yang sentral. Dia menghimbau agar masyarakat Manggarai Timur tidak melihat pertama-tama di mana ibu kota kabupaten. “Tapi visi dari pembentukan kabupaten yang harus diperhatikan secara serius. Ini yang kita (FORMATTA - red) dorong,” tegas Roman.

Dia menuturkan FORMATTA akan memberi kontribusi pemikiran dalam hal perumusan visi dan misi pemekaran kabupaten yang berdasarkan pada pembangunan masyarakat, tidak sekedar pembangunan aspek ekonomi tapi mengembalikan masyarakat sebagai makluk rohani.

Karena itu, tegas Roman, masyarakat Manggarai Timur di Jakarta harus memberi perhatian bagi persiapan menuju pemekaran kabupaten. Keberadaan FORMATTA sangatlah strategis dan efektif menghantar masyarakat Manggarai Timur menuju penghidupan yang lebih baik dan berkualitas melalui pembentukan kabupaten yang otonom.

Roman mengakui bahwa pro-kontra di kalangan masyarakat Manggarai Timur tidak ada, namun dia tetap risau jika pihak-pihak tertentu akan memanfaatkan momentum pemekaran bagi kepentingan untuk berkuasa.

“Kita mencoba belajar dari pengalaman pemekaran kabupaten Manggarai Barat. Menurut saya, Manggarai Barat tak memiliki hal yang mononjol bagi kekhasan kebudayaannya karena tertutup oleh dominasi pembangunan ekonomi. Ada kontroversi psikososial di kalangan mereka. Mekar diartikan sebagai keterbelakangan budaya. Ini yang membuat mereka risau. Kita tidak ingin ke situ,” tegas Roman.

“Aksi sosial yang baik akan menjadi dasar pembentukkan masyarakat politik yang baik, dan ini akan muncul solidaritas dan trust (kepercayaan). Ada motivasi sosial bagi siapapun yang bergerak atau memimpin masyarakat,” tambahnya.

Roman juga mengatakan elit politik dan pemerintahan — DPRD, Bupati Manggarai, dan Gubernur — harus juga segera mempercepat pemekaran kabupaten Manggarai Timur karena telah menjadi keputusan DPRD periode tahun 1999 - 2002.

Pertimbangan secara umum adalah, kata Roman, untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat mengingat wilayah Manggarai sangat luas. Kesenjangan pembangunan terjadi di banyak daerah di Manggarai akibat terbatasnya akses karena infrastuktur jalan yang sangat buruk.

Minimnya sumber daya di birokrasi juga faktor lain bagi keterbelakangan pembangunan di Manggarai Timur. “Saat ini adalah momentum baik karena Bupati Christian Rotok yang adalah putra Manggarai Timur diharapkan dapat memberi perhatian bagi pembangunan di Manggarai Timur melalui pembentukan kabupaten baru,” kata Roman.

Lebih Berpotensi

Dari segi ekonomi, kata Roman, Manggarai Timur mempunyai potensi luar biasa, jauh lebih baik dibanding Manggarai Barat dan Manggarai.

“Kemiskinan di Manggarai Timur tidak perlu terjadi karena potensi komoditi yang bagus seperti kopi, padi, kemiri, coklat, dan cengkeh. Banyak warga Manggarai Barat dan Manggarai mencari pekerjaan ke Manggarai Timur, sebaliknya tidak. Ini refleksi konkrit bahwa Manggarai Timur itu potensial,” tutur Roman.

Saat ini, pendapatan per kapita di Manggarai terkecil, jauh di bawah standar umum yakni Rp 1,2 juta per tahun, sementara standar umumnya Rp 1,6 juta hingga 1,8 juta.

Pusat Pendidikan

Kembali ke masalah ibu kota untuk kabupaten Manggarai Timur, menurut Roman, agar ibu kota tidak dianggap sebagai sentral dalam proses pembentukan kabupaten, penting disepakati ibu kota Manggarai Timur dijadikan sebagai sentra bagi pembangunan aspek terpenting bagi masyarakat Manggarai Timur.

Menurut dia, kota-kota yang ada tidak strategis bagi ibu kota kabupaten. “Dalam perspektif saya, kita bangun ibu kota sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan, karena jumlah masyarakat tidak berpendidikan di Manggarai Timur sangat tinggi,” tutur Roman.

Tidak sekedar nostalgia, lanjut Roman, bahwa Flores adalah sumber guru, kita perlu pertahankannya.

Minggu, 23 Desember 2007

Potensi Obyek Wisata NTT Dalam Menyambut Visit Indonesia Year 2008

Obyek dan atraksi wisata di NTT yakni Taman Nasional Komodo di Manggarai Barat, Gunung Ranaka dan Pantai Cepi Watu di Manggarai, taman wisata 17 Pulau di Riung Ngada, taman wisata Kelimutu di Ende, taman laut Teluk Maumere di Sikka dan Prosesi Jumat Agung di Flores Timur.

Obyek lainnya yakni Penangkapan Ikan Pasu di Lamalera, Taman Laut Pulau Kepa di Alor, berselancar di Nembrala Rote Ndao, Pasola dan Kebudayaan Megalitik di Sumba Barat, pemancingan tradisional di Kupang, Gunung Mutis dan Boti di TTS, Pantai Makasar dan Perkampungan Tradisional Maslete di TTU serta kolam susu dan Gunung Lakaan di Belu.

NTT juga memiliki obyek wisata budaya yang sudah terjadwal sepanjang tahun atau dapat dinikmati oleh para wisatawan karena pelaksanaanya setiap bulan sejak Januari hingga Desember.

Even pariwisata dan seni budaya di bulan Januari berupa `Pesta Reba` atau pesta tradisional (adat) untuk menyambut Tahun Baru di Kabupaten Ngada. Pesta itu ditandai dengan makan ubi bersama disertai tarian-tarian tradisional. Sesekali diramaikan dengan tinju tradisional.

Even lainnya berupa `Bijalungu Hiupaana` asal Anakalang Kabupaten Sumba Barat, yakni upacara sakral Merapu sebagai ungkapan syukur kepada Sang Pencipta sekaligus sebagai awal persiapan alat-alat pertanian dan benih pada lahan yang akan ditanam.

Even seni budaya di bulan Pebruari yakni Pasola atau upacara perang tradisional dengan berkuda dan saling melempar lembing dari punggung kuda yang sedang berlari antar dua kelompok yang berlawanan.

Pada bulan Maret, dilaksanakan upacara penobatan Raja Boti di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) untuk menggantikan raja tua yang sudah meninggal.

Juga, prosesi Jumat Agung di Kabupaten Flores Timur atau devosi terhadap Bunda Maria yang dilakukan oleh seluruh umat Katolik di Larantuka dan telah dilakukan turun-temurun sejak abad XV.

Di bulan April terdapat dua even pariwisata dan seni budaya yakni Perburuan Paus oleh masyarakat Lembata dan lomba dayung perahu tradisional di Kota Kupang.

Sementara even di bulan Mei berupa `Bui Ihi Hole` di Sabu Kabupaten Kupang yakni upacara pengucapan syukur panen hasil pertanian yang dirayakan dengan pertandingan Pahere Jara (lepas perahu), perang tradisional, sabung ayam dan tarian Padoa.

Even di bulan Juni berupa upacara tolak bala yang dilaksanakan masyarakat Kabupaten Alor.

Di bulan Juli ada empat kegiatan yakni `Etu` atau tinju tradisional saat panen padi berakhir di Ngada, olahraga selancar di Pantai Nembrala Kabupaten Rote Ndao, "Hoes Aduo`en" atau upacara penghormatan kepada dewa laut dengan ketangkasan berkuda dan tarian tradisional dan even Sail Indonesia.

Even pariwisata dan seni budaya di bulan Agustus berupa pesta seni udaya tradisional yang diikuti semua kecamatan di Kaupaten Ende, pacuan kuda di Waikabubak Kabupaten Sumba Barat dan Pameran Pembangunan terkait HUT Proklamasi RI di Kupang.

Even di bulan September berupa festival panen kacang hijau untuk memperingati leluhur dengan cara berpantun dan menyanyikan lagu-lagu daerah di Lembata dan "Loka Po`o" atau upacara penyambutan datangnya musim tanam padi di Kabupaten Sikka.

Khusus di bulan Oktober terdapat lima even pariwisata dan seni budaya yakni pacuan kuda di Kabupaten Belu, Tarian Caci di Kabupaten Manggarai Barat, lomba mancing di Tablolong Kabupaten Kupang dan Upacara Riput atau proses pembuatan tenun ikat yang diadopsi dari adat India.

Selanjutnya even di bulan Nopember berupa "wulla Poddu" atau upacara adat menyongsong bulan suci/tahun baru bagi masyarakat oemeluk Merapu (agama asli Sumba).

Diakhir tahun, dilaksanakan pertunjukan sendratari tradisional di Kabupaten Sikka yang menceritakan tentang putri raja Prinseja yang dilamar oleh Maskadar, saudagar Portugis. Juga perayaan HUT Provinsi NTT 20 Desember.

Beberapa objek wisata NTT :

1. Wisata Rohani Kota Reinha, Flores Timur: “Samana Santa” & “Sesta Vera”

Larantuka, sebuah kota yang juga dikenal dengan nama ‘Kota Reinha’ atau ‘Tana Nagi’ merupakan salah satu kota pusat pengembangan agama Katolik di wilayah timur Nusantara, tepatnya di wilayah Kabupaten Flores Timur-NTT. Selama empat abad lebih telah mewarisi tradisi keagamaan melalui peranan kaum awam (non klerus) pada masa silam. Pengembangan agama tersebut tidak lepas dari peranan para Raja Larantuka, para misionaris, peranan perkumpulan persaudaraan rasul awam (confreria), dan peranan semua Suku Semana serta perananan para Kakang (Kakang Lewo Pulo) dan para Pou (Suku Lema).

Contoh ritual yang terus dilakukan tiap tahun hingga saat ini adalah penghayatan agama popular seputar “Semana Santa” dan Prosesi Jumad Agung atau “Sesta Vera”. Kedua ritual ini dikenal sebagai “anak sejarah nagi” juga sebagai ‘gembala tradisi’ di tana nagi-Larantuka. Ritual tersebut merupakan suatu masa persiapan hati seluruh umat Katolik secara tapa, silih dan tobat atas semua salah dan dosa, serta suatu devosi rasa syukur atas berkat dan kemurahan Tuhan yang diterima umat dari masa ke masa dalam setiap kehidupannya. Doa yang didaraskan, pun lagu yang dinyanyikan selama masa ini menggunakan bahasa Portugis / Latin.

Sebenarnya Semana Santa dan Sesra Vera merupakan tolok ukur pendewasaan iman Kristiani (liturgi ekaristi), yang sepatutnya diakui bahwa penyelenggaraannya selama ini telah berlangsung dengan baik dan benar. Namun sayangnya penilaian terhadap seluruh rangkaian kegiatan devosi ini kadang-kadang sangat keliru dan negatif, karena dipengaruhi oleh aspek ‘sosial budaya luar’ pada era globalisasi ini, dan hampir tidak menyentuh inti eksistensi adat dan budaya keagamaan, juga tempat beserta seluruh penduduknya.

Semana Santa adalah istilah orang nagi Larantuka mengenai masa puasa 40 hari menjelang hari raya Paskah yang diwarnai dengan kegiatan doa bersama (mengaji) pada kapela-kapela (tori) dan dilaksanakan selama pekan-pekan suci. Doa bersama Semana Santa diawali pada hari Rabu Abu (permulaan masa puasa) sampai dengan hari Rabu Trewa. Orang nagi Larantuka memaknai masa Semana Santa sebagai masa permenungan, tapa, sili dosa dan tobat.

2. Taman Nasional Komodo

Merupakan taman yang sangat luar, dimana didalamnya hidup binatang reptil raksasa yakni Komodo (varanus komosoesis), yang hanya ditemukan di pulau Komodo dan pulau lain sekitarnya. Komodo termasuk binatang reptil yang dilindungi. Kawasan Taman Nasional Komodo mencakup beberapa pulau yaitu Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar dan masih banyak pulau-pulau kecil lainnya.

3. Taman Nasional Danau Kelimutu

Memiliki daya tarik khusus, berupa 3 buah danau yang satu sama lain letaknya berdekatan dengan warna air tiap danau sering berubah-ubah (coklat tua, biru langit dan biru tua). Merupakan fenomena alam yang sangat menarik. Menurut kepercayaan setempat, perubahan warna ini mengekspresikan keadaan masyarakat sekeliling danau. Jika temperatur normal, danau dapat dilihat dari pukul 10.00 s.d. 15.00. Kunjungan paling baik dilakukan pada bulan Juni-Agustus, pada pagi hari.

4. Hutan Wisata Camplong

Merupakan hutan wisata dengan pemandian alamnya yang indah dan sejuk. Serta hutan yang didiami banyak jenis satwa lindung. Juga terdapat banyak sumber daya alam seperti air gua, aneka jenis flora dan digunakan sebagai tempat breeding rusa

riple Manggarai: "Three in one, sir"!


Oleh Willem B Berybe *

DALAM dunia kedokteran bidang ginekologi ada istilah triplet yaitu bayi kembar tiga. Artinya tiga orang bayi lahir dalam satu peristiwa kelahiran. Kalau empat orang disebut quadruplet dan lima orang quintuplet seperti yang pernah dialami oleh pasangan keluarga William Kienast ketika anak mereka lahir kembar lima pada 24 Februari 1970 di Amerika Serikat. Fenomena kelahiran bayi dalam kehidupan manusia adalah penyelenggaraan Tuhan yang menciptakan manusia itu sendiri. Namun dalam realitas kehidupan sehari-hari peristiwa ini sering bersifat dilematis. Di satu sisi merupakan kebahagiaan yang tak terkirakan bagi sebuah keluarga di sisi lain momen ini justru menimbulkan situasi yang kritis (gawat) dan fatal. Tak jarang sang ibu harus mempertaruhkan nyawa demi kelahiran putra atau putrinya. Istilah triple berarti ‘terdiri dari tiga; bagian atau partai ‘ made of three parts or parties’ (Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current Elnglish, A S Hornby). Dalam pelajaran sejarah (dunia) terdapat istilah The Triple Alliance (Aliansi Tiga Negara) yaitu organisasi yang melibatkan asosiasi militer dari tiga negara di Eropa untuk menggalang sebuah kekuatan militer.

Identitas Manggarai

Selasa 17 Juli 2007 lalu resmi sudah terbentuknya sebuahkabupaten baru di NTT, yaitu Kabupaten Manggarai Timur (KMT) dengan Ibu kota Borong. "Bayi Manggarai" ini lahir berdasarkan undang-undang tentang pemekaran wilayah delapan kabupaten baru di seluruh Indonesia yang ditetapkan melalui sidang (rapat umum) DPR RI di Senayan Jakarta. Peristiwa bersejarah ini tak pelak lagi disambut dengan tepuk tangan meriah sebagai tanda suka cita khususnya oleh rombongan asal Kabupaten Manggarai (Pemda, DPRD, tokoh masyarakat Manggarai Timur) yang ikut menghadiri dan menyaksikan jalannya sidang di gedung wakil rakyat itu.

Satu hal menarik yang patut dicatat ialah identitas Manggarai yang melekat dalam ekspresi penyambutan kelahiran Kabupaten Manggarai Timur itu. Busana motif daerah serta peci (songkok re’a) di kepala yaitu topi=songkok yang dianyam dari jenis pohon pandan = re’a, berdaun lurus, panjang pipih,lebar, pinggirnya berduri, dengan aksesoris simbol komodo semakin memperkuat wajah Manggarai di mata publik nusantara. Spontan mereka melantunkan lagu khas Manggarai Timur danding diiringi hentakan sanda (sejenis tarian rakyat).

Ungkapan rasa cinta akan alam Manggarai dalam menyambut peristiwa ini membuat mereka hanyut dalam gempita mars daerah (Pemda) Manggarai berjudul Gunung Ranaka (GR) dari mimbar utama gedung DPR RI (Baca: Pos Kupang, 18 Juli 2007). Satu-satunya Kabupaten di NTT (sebelum pemekaran) mungkin juga di seluruh tanah air yang memiliki lagu mars daerah ciptaan Sekda Kabupaten Manggarai, Pius Papu (alm). Bait pertama berbunyi: Gunung Ranaka tinggi menjulang/rimba belukar padang nan hijau membentang/Sawah dan ladang menguning nan emas di antara lembah ngarai dan sungai mengalir. Lagu ini sesungguhnya berceritera tentang identitasdan realitas alam Manggarai sejak dahulu kala. Dasar filosofis GR senantiasa mengikat jati diri orang Manggarai walau terbagi dalam tiga wilayah pemerintahan tetap dalam satu totalitas keunikan yaitu Manggarai. Semua ini telah terpatri dalam alamnya (tanah yang subur, hutan, gunung, sungai, pantai, danau, pohon raping=enau, pisang, kelapa, kopi, dll) budaya, bahasa, tata cara adat, seni rakyat yang sangat kaya dan beraneka ragam.

Mbaru Wunut

Saat ini terdapat tiga kabupaten di Manggarai yaitu Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Kabupaten Manggarai (induk) dan Kabupaten Manggarai Timur (KMT). Anda tahu berapa luas Manggarai? Mencapai 7.136,4 km2. Ada 44 pulau yang tersebar di pesisir pantai di Manggarai termasuk Pulau Komodo. Dibanding Propinsi Bali, cuma 5.632,86 km2 atau kabupaten-kabupaten di Jatim semisal Nganjuk (1.182,64 km2), Situbondo (1.457,10 km2), Jember (2.948,50 km2), dll, (Sumber: Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi kedua, Depdikbud, Balai Pustaka, Jakarta 1995).

Sungguh sebuah kawasan yang mahaluas. Jadi dapat dibayangkan bagaimana sulitnya seorang Bupati Manggarai mengurus dan melayani kebutuhan pembangunan daerah dan masyarakat di kawasan seluas itu yang terbentang dari ujung timur di Waemokel (sungai yang membatasi Kabupaten Manggarai dan Ngada yang berdekatan dengan pelabuhan feri Aimere) hingga selat Sape antara Pulau Komodo dan Pelabuhan Sape di Pulau Sumbawa (NTB).

Manggarai dengan Ruteng sebagai ibu kota sulung (induk) ibarat sebuah tapak tilas hakekat Manggarai yang berakar padasebuah sentralitas dari berbagai aspek kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik serta perkembangan kemajuan di wilayah ini. Dia merupakan simbol dimana "Kraeng (keraeng) Adak" (orang terpandang, terhormat dan disegani sebagai pemimpin) berdiam. Manggarai dalam perjalanan sejarah bangsa ini tercatat sebagai masyarakat lokal yang begitu gigih menentang penjajah Belanda. Akibatnya terjadilah pertempuran (perang) di Copu yang melibatkan pasukan rakyat Manggarai pimpinan Motang Rua melawan pasukan Belanda pada tahun 1907. Semangat nasionalisme dalam bingkai Manggarai telah mengangkat harkat dan martabat orang Manggarai lewat kepahlawanan Motang Rua.

Ketika Mbaru Wunut (rumah adat) hadir di tengah-tengah kota Ruteng beberapa tahun silam eksistensi Manggarai ditampilkan lewat rumah adat tersebut. Sebuah diorama yang mencerminkan masyarakat Manggarai sebagai warisan nenek moyang yang tak terhingga nilainya. Ia merunut kembali perjalanan sejarah tat kala sistem kepemimpinan konvensional masyarakat tempo dulu ada di pundak raja-raja Manggarai keturunan ‘keraeng’ seperti Baruk, Bagung, Ngambut yang pusatnya di Todo dan Pongkor daerah Kecamatan Satar Mese. Nuansa kebesaran Manggarai sebagai sebuah kerajaan terbaca dalam sistem pemerintahan lama dimana seluruh kawasan Manggarai diatur dalam 30 lebih wilayah-wilayah pemerintahan yang disebut kedaluan dan dipimpin oleh seorang dalu, Keraeng Dalu. Antara dalu-dalu dengan top pimpinan yang berkedudukan di Ruteng peralihan dari sistem raja ke kepemimpinan Kepala Daerah (Bupati) memiliki hubungan tali keturunan terpandang (rang keraeng). Mbaru Wunut itu telah menyatukan etnik Manggarai dalam satu karakter budaya, adat istiadat, bahasa yang sama yangterbentang dari timur sampai ke barat. Simbol utama yang tampak adalah rangga kaba (tanduk kerbau) yang dipancang di puncak mbaru wunut melambangkan orang Manggarai yang pekerja keras seperti seekor kaba lambar ‘kerbau liar’ (Baca: Anton Pandong;"Gereng Cekoen ta Mbaru Wunut", Surya, 23 Maret 1991). Kerbau yang menjadi simbol tata cara adat seperti dalam urusan perkawinan sejak dahulu kala menjadi bagian terpenting. Tidak heran ini menjadi salah satu nomor jenis "belis" yang berlaku di kalangan masyarakat meski dalam perjalanannya mengalami modifikasi sesuai perkembangan jaman.

Bahasa Manggarai

Keunikan Manggarai ditinjau dari sudut sosio-etno linguistic adalah sebuah fenomena budaya yang kaya dan bernilai luhur. Entah di Manggarai barat, tengah, mau pun timur bahasa Manggarai adalah identitas daerah yang begitu kokoh. Seluruh masyarakat Manggarai merasa satu ketika media komunikasi ini hadir sebagai mediator dalam setiap perilaku kehidupan sosial diiringi tata cara adat yang berciri khas setempat. Salah satu contoh yang sering ditemukan ialah acara penyambutan tamu pejabat yang selalu diwarnai oleh tata cara adat dengan penggunaan bahasa Manggarai (style) yang santun dan indah serta simbol-simbol tradisi yang masih kuat seperti seekor ayam dan robo tuak (minuman arak dari sadapan pohon aren yang tersimpan dalam sebuah wadah dari sejenis labu yang sudah kering). Keindahan budaya tersebut adalah warisan leluhur orang Manggarai yang wajib dituruntemurunkan.

Ahli bahasa (linguis) yang pernah mengadakan penelitian danmenghasilkan karya dokumenter bahasa Manggarai adalah Jilis AJ Verheijen SVD. Misionaris berkebangsaan Belanda inilah yang pertama kali menggunakan istilah barat, tengah, timur dalam konteks wilayah bahasa Manggarai (linguistic area) berdasarkan hasil studi dan penelitiannya dan berhasil membuat Peta Bahasa Manggarai. Bahkan menurut beliau, bahasa Manggarai terdiri dari empat dialek mayor yaitu dialek Manggarai Barat, dialek Manggarai Tengah, dialek Manggarai Timur, dan dialek SH. Dinamakan dialek SH karena masyarakat pemakai bahasa Manggarai di daerah Kolang, Pacar, Berit, Rego, Nggalak menyebut konsonant /s/ menjadi /h/ seperti pada kata ‘salang=jalan’ menjadi ‘halang’. Masing-masing wilayah dialek memiliki variasi-variasi bahasa (variant) yang menarik dan cukup banyak. Bayangkan, Manggarai Timur sendiri memiliki 6 sub dialek yaitu Rongga, Mbaen, Baiq, Pae, Toe, Ning dengan spesifikasinya masing-masing, namun semuanya tetap dikenal sebagai bahasa Manggarai.

Demikian halnya di Manggarai Barat ada dialek Kempo, Boleng, Mata Wae, Welak, sedangkan Manggarai Tengah lebih monodialek dengan distingsi intonasi yang sangat khas. Oleh karena itu kalau orang Manggarai tengah berbahasa Indonesia, maka logat dan intonasi Manggarai tengah sering terbawa-bawa dalam penggunaan bahasa Indonesia (Sumber: Willem Berybe ‘Manggarai Noun and Verb Formation, A Descriptive Analysis of The Morphology of The Manggarai Tengah Dialect (A Comparative Study); Thesis, English Department Fakultas Kegu-ruan Unversitas Negeri Nusa Cendana Kupang, 1982).

Kehadiran tiga kabupaten dengan wilayah kekuasaan dan pemerintahan yang berbeda-beda di Manggarai adalah sebuah entitas Manggarai dalam model "three in one". Ia tetap beradadalam satu konteks Manggarai berdasarkan identitas, originalitas serta sejarah Manggarai sebagaimana dipaparkan di atas. Manggarai bakal menciptakan tiga kekuatan raksasa di kawasan ini. Bisa dibayangkan poros tiga ibu kota kabupaten yang strategis; Borong, Ruteng, Labuan Bajo dengan sentra-sentra kekuatan ekonomi, sosial, politik, kebudayaan menjadi basis-basis kekuatan yang dapat diperhitungkan di masa depan. Tiga pelabuhan laut yang menjadi pilar ekonomi perdagangan Labuan Bajo di Mabar, Reo di Kabupaten Manggarai, dan Borong di KMT termasuk kandidat pelabuhan laut Wae Wole di kawasan Wae Lengga yang semakin diincar investor serta jaringan transportasi udara yang kian sibuk dan padat baik di Bandara Satar Tacik Ruteng mau pun Mutiara Labuan Bajo memperlihatkan potensi-potensi SDA Manggarai yang handal.

Tinggal saja, apakah SDM Manggarai mampu memberdayakannya dan bukan memperdayakannya? *

MPYSM bedah masalah pendidikan di Manggarai

MPYSM bedah masalah pendidikan di Manggarai

RUTENG, PK -- Majelis Persatuan Yayasan Swasta Kabupaten Manggarai (MPPSM) membedah masalah pendidikan di wilayah setempat. Tujuannya, mengumpulkan berbagai halangan, tantangan dan kendala konkret para pelaku pendidikan untuk dijadikan pijakan gerakan bersama. Selain itu, mengkritisi persoalan krusial serta membangun sikap kritis terhadap masalah pendidikan di Manggarai.

Ketua Seksi Seminar, Pater Yosef Masan Toron, SVD dalam kerangka acuan kegiatan seminar dan diklat yang diserahkan kepada Pos Kupang di Ruteng, Kamis (20/12/2007), mengatakan, tujuan yang mau dicapai dalam pendidikan nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan mandiri, demokratis dan bertanggung jawab.

Selain itu, melahirkan manusia berkualitas secara rohani dan jasmani. Namun untuk mewujudkan cita-cita tersebut, perlu kerja sama, koordinasi dengan berbagai komponen, baik guru/ pendidik, orangtua maupun peserta didik. Karena itu, MPYSM menyelenggarakan seminar dan diklat pendidikan, mutu pendidik dan tenaga pendidikan yang berlangsung Jumat-Minggu (21-23/12/2007).

Tujuan seminar dan diklat yang melibatkan para pengurus yayasan, aktivis pendidikan dan sejumlah guru itu mau membangun kesadaran dan pemahaman bersama mengenai peran sentral pendidik dalam membentuk manusia berkualitas. Merumuskan rekomendasi bagi sejumlah instansi terkait dalam rangka menyikapi masalah pendidikan.

Selama kegiatan seminar dan diklat berlangsung, para peserta akan membahas materi yang dibawakan Dr. Ismail Suprapto (Direktur Pembinaan Diklat PMPTK), bertajuk Memahami Sisdiknas dan Tantangan Pendidikan, Mutu Pendidikan dan Tanaga Kependidikan di Indonesia, Drs. Cypri Aoer dan Supranata, bertajuk Strategi Pengembangan Pendidikan dan Latihan Guru secara Nasional. Dr. Marcel R Payong dan Pater Yosef Masan Toron, SVD membedah topik Psikologi Pendidikan, Bupati Manggarai, Drs. Christian Rotok, membahas Hambatan Sosiologis dan Psikologis Hubungan Antara Kelompok Masyarakat di Kabupaten Manggarai. Pater David Jerubu, SVD tentang Pendidikan Moral Pengajar, Rm. Marthen Jenarut, Pr tentang Pengembangan Organisasi Sekolah. P Simon Suban Tukan, SVD tentang Tanggapan dan Mengkritisi BHP. Rm. Herman Ando tentang Eksistensi Agama dalam Kehidupan Manusia Modern.

Yang memandu seminar adalah Rm. Beny Jaya, Pr dan Ir. Gonis Bajang, Adhy H Mbalur, S.E. Kegiatan tersebut akan dibuka Bupati Manggarai, Drs. Christian Rotok. (lyn)

PDIP kecewa, PKB beri sanksi: Kasus 5 anggota DPRD Manggarai judi kartu

Kupang, NTT Online - Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPD PDIP) Nusa Tenggara Timur (NTT) kecewa atas sikap tiga anggota DPRD Kabupaten Manggarai dari Fraksi PDIP yang terlibat judi kartu. Sementara Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) NTT akan memberikan sanksi kepada dua anggota DPRD Manggarai dari Fraksi PKB yang ditangkap polisi saat bermain judi kartu di Ruteng, Jumat (27/1).

Wakil Ketua DPD PDIP NTT, Drs. Kristo Blasin, di Kupang, Minggu (29/1), tiga anggota DPRD Manggarai dari F-PDIP akan diberi teguran keras oleh organisasi. Kristo mengatakan, DPD PDIP NTT kecewa karena tindakan tiga kadernya itu terjadi saat kondisi masyarakat Manggarai sedang berduka menyusul bencana alam tanah longsor di Rongket.

Teguran keras tersebut, demikian Kristo, akan dilakukan setelah DPD I PDIP NTT menerima laporan dari DPD PDIP Manggarai tentang kasus penangkapan tiga anggota PDIP yang dilakukan aparat Kepolisian Resor (Polres) Manggarai.

Anggota Komisi X DPR RI dari F-PDIP, Cypri Aoer, menilai, kasus judi yang melibatkan lima anggota Dewan Manggarai sangat memrihatinkan. Orang yang menjadi wakil rakyat karena dipilih rakyat, demikian Cypri, justru melakukan tindakan melawan hukum. Oleh karena itu, tegas Cypri, pantas bila tiga kader PDIP itu diproses secara hukum untuk memberi efek jera.

Sikap tegas juga ditunjukkan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB NTT. “PKB tidak akan menolerir perbuatan judi yang dilakukan kadernya sehingga kami akan memberikan sanksi. Kami juga memohon maaf kepada rakyat atas kesalahan dua kader itu,” Ketua DPW PKB NTT, Ir. Yucundianus Lepa kepada Pos Kupang, Minggu (29/1).

Menurutnya, PKB menghormati langkah hukum yang dilakukan aparat kepolisian di Manggarai. “Mengenai bentuk sanksi lainnya terhadap kedua kader PKB itu, kami menunggu hasil akhir dari proses hukum yang masih berlangsung,” demikian Yucundianus.

Lima orang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Manggarai, yakni VA, SN, BU, FK, AP, ditangkap aparat Polres Manggarai, Jumat (27/1) sekitar pukul 16.15 Wita karena bermain judi kartu. Lima anggota DPRD Manggarai tersebut bermain judi kartu di rumah salah seorang anggota Dewan. Selain menciduk lima anggota Dewan tersebut, polisi juga menyita barang bukti berupa kartu dan uang sebesar Rp 1.310.000,00 (Pos Kupang, 28/1/2006).

Diancam 4 tahun penjara

Lima orang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Manggarai yakni, VA, SN, BU, FK, dan AP yang tertangkap aparat Kepolisian Resor (Polres) Manggarai, Jumat (27/1) sekitar pukul 16.15 Wita karena bermain judi kartu diancam hukuman empat tahun penjara. Status lima wakil rakyat itu sudah ditingkatkan ke penyidikan.

“Saya sudah tandatangan SPDP lima anggota Dewan. Status pemeriksaan kelimanya ditingkatkan ke penyidikan. Berita Acara Pemeriksaan (BAP) sedang dalam proses,” kata Wakil Kepala Kepolisian Resor (Wakapolres) Manggarai, Kompol Erenst IA Obutu-nga, saat ditemui di Rongket, Sabtu (28/1).

Wakapolres ditanya ten-tang perkembangan pena-nganan kasus lima anggota Dewan dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Per-juangan (F-PDIP) dan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) yang ditangkap bermain judi kartu di rumah salah seorang anggota Dewan.

Erenst menjelaskan, setelah lima anggota Dewan tersebut diperiksa intensif dan bukti-bukti cukup kuat, maka tim penyidik langsung menetapkan kelimanya sebagai tersangka. Sebab, kata, Erenst, barang bukti dan keterangan sangat mendukung. Perbuatan lima anggota Dewan tersebut, jelas Erenst, melanggar pasal 303 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman hukuman selama empat tahun penjara. Jika semua penyidikan sudah lengkap, maka BAP lima pelaku segera dilimpahkan ke jaksa penuntut umum (JPU) Kejaksaan Negeri (Kejari) Ruteng untuk proses selanjutnya.

Menyinggung izin dari Gubernur NTT untuk memeriksa lima anggota Dewan tersebut, mengingat kelimanya pejabat publik, Erenst mengatakan, tidak perlu mengajukan surat izin kepada gubernur. Sebab, apa yang dilakukan kelimanya bukan representasi institusi DPRD. Tindakan lima anggota Dewan tersebut sebagai pribadi, meski dalam diri mereka melekat jabatan sebagai wakil rakyat.

Kutuk perilaku Dewan

Perempuan Manggarai Anti Kekerasan (Pemantik) mengutuk perbuatan tak terpuji lima anggota DPRD Manggarai yang bermain judi kartu. Sebab, perbuatan mereka mencoreng wajah lembaga Dewan. Apalagi perbuatan itu dilakukan di saat masyarakat Manggarai sedang berkabung dan priha-tin atas bencana tanah longsor di Rongket, Desa Ranaka, Kecamatan Wae Ri’i.

“Mengapa kelimanya tidak bisa berhenti sejenak untuk sedikit melihat tragedi kemanusiaan di Rongket?” tanya, Ketua Pemantik, Maria GS Ratna, saat ditemui Pos Kupang di Ruteng, Sabtu (28/1).

Sebelumnya diberitakan, lima orang anggota DPRD Kabupaten Manggarai yakni, VA, SN, BU, FK, dan AP ditangkap aparat Polres Manggarai, Jumat (27/1) sekitar pukul 16.15 Wita. Kelimanya diciduk aparat karena bermain judi kartu di kediaman salah seorang anggota Dewan. Polisi juga menyita barang bukti berupa kartu dan uang sebesar Rp 1.310.000,00. Pos Kupang

Sumber; ntt online; 30/01/2006

Indonesia Volcano's

Indonesia, selain di kenal dengan keindahan alam nya, juga di kenal sebagai Ring of Fire in the world, bagaimana tidak, kita memiliki ratusan Volcano..beberapa diantara nya sangat aktif
diantara
* Mount Kerinci Volcano Trekking - west Sumtera (active Volcano - roof of sumatera)
* Mount Dempo - South Sumtera (active Volcano)
* Mount Krakatau - Lampung (active Volcano)
* Mount Marapi - West Sumatra (active Volcano)
* Mount Gede -west Java (active Volcano)
* Mount Slamet - central Java - (active Volcano)
* Mount Merapi - Yogya (active Volcano)
* Mount Welirang - east Java (active Volcano)
* Mount Semeru - east Java (active Volcano - roof of Java)
* Mount Raung - east Java (active Volcano)
* Mount Ijen - east Java (active Volcano)
* Mount Rinjani - Lombok (active volcano)
* Mount Tambora - Sumbawa (volcano mountain)
* Mount Latimojong (Mountain trekking - roof of selebes)
* Mount Egon Flores (active Volcano)
* Mount Ranaka - Flores
* Ratu Crater
* Dieng Volcano Complex
* and many More

interest for Volcano Adventure and Walking Study Tour
info lengkap bisa juga lihat di http://volcano.und.edu/vwdocs/volc_images/southeast_asia/indonesia/tectonics.html





black Lake of kelimutu.jpg





crater semeru.jpg





dieng crater.jpg





egon.jpg





egon cloud.jpg





jongring seloko crater.jpg





krakatoa.jpg





merapi.jpg





mount argopuro.jpg





mount arjuno welirang.jpg





mount egon.jpg





mount gede.jpg





mount kelimutu.jpg





mount krakatoa.jpg





mount merapi.jpg





mount merapi on eruption.jpg





mount merbabu.jpg





mount ranaka.jpg
1 Comment





mount semeru.jpg





mount sumbing.jpg





route to kelimutu.jpg





sikidang crater, dieng.jpg





watch the cloud.jpg





mount ijen.jpg





penambang belerang.jpg





sulfur mining.jpg